Amerika Serikat (AS) menerbangkan pesawat pengintai P 8A Poseidon Angkatan Laut nya di atas Selat Taiwan pada Jumat (24/6/2022). Penerbangan pesawat pengintai P 8A Poseidon dilakukan AS hanya beberapa hari setelah puluhan pesawat tempur China memasuki wilayah Taiwan. Komando Indo Pasifik AS mengatakan, penerbangan pesawat pengintai P 8A Poseidon merupakan bagian dari komitmen AS untuk kawasan perairan Indo Pasifik, termasuk Selat Taiwan, yang bebas dan terbuka.
"Sebuah P 8A Poseidon Angkatan Laut AS transit di Selat Taiwan di wilayah udara internasional pada 24 Juni," kata Komando Indo Pasifik AS dalam sebuah pernyataan yang dikutip . "Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan hukum internasional termasuk di dalam Selat Taiwan," jelasnya. Komando Indo Pasifik AS menambahkan dengan beroperasi di Selat Taiwan, Washington menjunjung tinggi hak navigasi dan kebebasan semua negara.
"Dengan beroperasi di Selat Taiwan sesuai dengan hukum internasional, Amerika Serikat menjunjung tinggi hak navigasi dan kebebasan semua negara," bunyi pernyataan itu. "Transit pesawat di Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo Pasifik yang bebas dan terbuka." Sebagai tanggapan, China melalui Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) memobilisasi pasukan udara dan darat untuk memantau dan menjaga seluruh operasi pesawat AS.
Menurut akun militer China di platform media sosial Weibo, Beijing menyatakan penentangan terhadap tindakan AS. Pasukan militer akan terus dalam siaga tinggi untuk secara tegas menjaga kedaulatan nasional. "Kami menyatakan penentangan tegas terhadap tindakan yang disengaja AS untuk mengganggu situasi regional dan merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata militer China.
Seperti diketahui, penerbangan pesawat pengintai P 8A Poseidon terjadi setelah China mengirim 29 pesawat ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan. Jumlah pesawat yang dikirim China merupakan jumlah tertinggi ketiga sejak awal tahunm dan kurang dari sebulan setelah China mengirim 30 pesawat tempur dalam misi serupa. Ke 29 pesawat itu adalah campuran dari jet tempur, pesawat peringatan dini dan kontrol, pesawat perang elektronik, pesawat anti kapal selam, pesawat intelijen elektronik, dan pesawat pengisian bahan bakar udara, kata Kementerian Pertahanan China, pada hari Selasa.
Situasi di Taiwan telah menjadi sorotan utama hubungan AS China dalam beberapa Isu Taiwan menjadi penentu utama situasi hubungan AS China dalam beberapa bulan terakhir. Ketegangan antara Washington, yang berkomitmen untuk mendukung pertahanan diri Taiwan, dan Beijing atas Taiwan terbuka awal bulan ini ketika kepala pertahanan masing masing bertemu di konferensi pertahanan Dialog Shangri La di Singapura.
Dalam pidato utama di Singapura, Menteri Pertahanan China Wei Fenghe menuduh AS sebagai pengganggu di kawasan itu dan bersumpah PLA akan berjuang sampai akhir untuk menghentikan kemerdekaan Taiwan. Setelah konferensi Shangri La, Kementerian Luar Negeri China menegaskan kembali pernyataan sebelumnya bahwa Selat Taiwan bukan perairan internasional. "Perairan Selat Taiwan membentang dari pantai di kedua sisi Selat ke garis tengah Selat, dan merupakan perairan internal China, laut teritorial, zona tambahan dan zona ekonomi eksklusif dalam urutan itu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin dalam briefing pada 13 Juni, mengutip Konvensi PBB tentang Hukum Laut dan hukum domestik China.
Mengulangi sikap Beijing pada hari Rabu, tajuk rencana di tabloid pemerintah China Global Times mengklaim bahwa seluruh Selat Taiwan, yakni perairan seluas 180 kilometer antara Taiwan dan daratan China, bukanlah perairan internasional, tetapi sepenuhnya di bawah yurisdiksi Beijing. Tindakan kapal perang AS dan asing yang secara teratur melewati Selat Taiwan merupakan tindakan yang melanggar kedaulatan China, kata Global Times. Angkatan Laut AS secara teratur mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan, termasuk pada 10 Mei, ketika kapal penjelajah rudal USS Port Royal melakukan transit.
Sama halnya dengan wilayah udara, hukum internasional menetapkan bahwa perairan teritorial suatu negara membentang 12 mil laut dari garis pantainya. Sebagai informasi, Taiwan dan China telah diperintah secara terpisah sejak nasionalis yang kalah mundur ke pulau itu pada akhir perang saudara Cina lebih dari 70 tahun yang lalu. Tetapi Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang berkuasa di China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, meski tidak pernah mengendalikannya.
China tidak menggunakan kekuatan militer untuk merebut Taiwan dan terus menekan Taipei selama beberapa tahun terakhir dengan penerbangan pesawat perang yang sering ke ADIZ pulau demokrasi itu. ADIZ diberlakukan secara sepihak dan berbeda dari wilayah udara berdaulat, yang didefinisikan menurut hukum internasional sebagai perluasan 12 mil laut dari garis pantai suatu wilayah. Administrasi Penerbangan Federal AS mendefinisikannya sebagai daerah yang ditunjuk dari wilayah udara di atas tanah atau air di mana suatu negara memerlukan identifikasi langsung dan positif, lokasi dan kontrol lalu lintas udara pesawat untuk kepentingan keamanan nasional negara itu.