Anggota DPR RI fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Guspardi Gaus merasa sangat kehilangan atas Wafatnya Prof Dr Azyumardi Azra di Kuala Lumpur, Malaysia. Dia menyampaikan rasa duka yang mendalam sambil mengenang sosok almarhum yang merupakan sahabat karibnya. "Saya betul betul terperanjat mendengar kabar kepergian Prof Dr Azyumardi Azra. Karena sehari sebelumnya saya diberitahu oleh seorang sahabat bahwa Prof Dr Azyumardi Azra setelah menghadiri acara di Padang beberapa hari lalu, kemudian menghadiri Konferensi Internasional Kosmopolitan Islam yang diadakan oleh Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM)," kata Guspardi kepada wartawan, Senin (19/9/2022).
Dalam penerbangan menuju Kuala Lumpur menurut Guspardi Gaus, Azyumardi Azra sempat mengalami gangguan pernafasan dan harus dilarikan ke rumah sakit di Selangor, Malaysia untuk mendapatkan penanganan medis. "Saya langsung mengontak istri beliau pada hari jumat 16 september 2022 jam 22.39 WIB menanyakan keadaan Prof Azyumardi Azra ketika mau berangkat ke Kuala lumpur, selanjutnya juga disampaikan kondisi terkini kesehatan beliau yang disampaikan oleh teman yang sengaja datang melihat dan memantau perkembangan kesehatan beliau," katanya. Guspardi mengungkapkan, pertemuan terakhir dengan Azyumardi Azra secara langsung terjadi saat acara halal bi halal sekitar akhir Mei 2022 di kediamannya, di Ciputat Jakarta.
"Dalam pertemuan itu Fachri Ali (senior saya di IAIN Syarief) melontarkan ide diadakannya sebuah seminar internasional tentang Azyumardi Azra di Padang. Menurutnya Gubernur Sumatera Barat bisa menjadi penyelenggaranya. Irman Gusman, Anwar Abbas, dan Uda Basril Jabar pemilik Koran Singgalang yang juga hadir dalam obrolan itu turut mendukung," ujarnya. Guspardi pun mengaku pada pertemuan tersebut dirinya sempat berbincang ketika Prof Azyumardi Azra diusulkan menjadi ketua dewan pers. "Beliau menyampaikan peluang untuk menjadi Ketua Dewan Pers cukup besar dan itu semua tergantung istana cerita beliau. Dan tanggal 18 Mei 2022 Prof AA benar benar ditunjuk sebagai ketua dewan pers melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 14/M Tahun 2022. Kemudian kami juga berdiskusi mengenai berbagai isu potitik dan kebangsaan serta berbagai hal lainnya," katanya.
Guspardi mengungkapkan almarhum Azyumardi Azra adalah salah satu sahabat karibnya sejak tahun 1976 saat sama sama kuliah di IAIN Syarif Hudatullah Jakarta. "Sosok Edi (panggilan saat kuliah) yang saya kenal adalah pribadi yang tekun dan pekerja keras serta berprestasi. Saya bersama almarhum semasa kuliah adalah aktifis mahasiswa dengan menjadi anggota Majlilis Permusyawaratan Kegiatan Mahasiswa (MPKM) sebagai pengganti lembaga kemahasiswaan sebelumnya (Dewan Mahasiswa) DEMA oleh Menteri Pendidikan Daud Yusuf," ucapnya. Guspardi mengungkapkan, almarhum Azyumardi Azra sudah aktif menulis di berbagai media massa dan pernah menjadi wartawan Panji Masyarakat (1979 1985).
Kemudian menerima beasiswa Fullbright dan mendapatkan gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University tahun 1988. Pada 1992 memperoleh gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University, ulas anggota Komisi II DPR RI itu. Legislator asal Sumatera Barat ini menambahkan setelah menyelesaikan pendidikan di luar negeri sekitar tahun 1993, beliau kembali ke Indonesia dan mendirikan sekaligus menjadi pemimpin redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam.
Sejak tahun 1998 hingga akhir 2006 Azyumardi Azra Menjabat Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan "lakek tangan" Azyumardi UIN Syarif Hidayatullah menjadi perguruan tinggi Islam yang bergengsi. Selain dikenal sebagai Profesor yang ahli sejarah, sosial dan intelektual Islam Prof AA merupakan ilmuwan yang sangat berkelas tidak hanya dalam skala nasional tetapi juga punya reputasi di tingkat regional dan dunia. Bahkan Ratu Elizabet menganugerahi gelar Commander of the Order of British Empire (CBE) kepada Prof Azyumardi Azra.
Gelar ini merupakan sebuah gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris dan menjadi 'Sir' pertama dari Indonesia. Serta masih banyak deretan prestasi beliau dalam berbagai bidang. Prof Azyumardi Azra juga merupakan seorang tokoh yang aktif mendorong dihelatnya Kongres Kebudayaan Minangkabau yang rencananya akan diselenggarakan pada akhir tahun ini, tambah Pak Gaus.
"Berpulangnya Prof Azyumardi Azra adalah kehilangan besar bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, umat Islam, dunia pers, masyarakat Sumatera Barat dan bangsa Indonesia. Tokoh Minangkabau ini merupakan cendikiawan Muslim yang kritis dan berintegritas tinggi dan selalu menyuarakan kebenaran, membela hak asasi manusia, menegakkan konstitusi, serta keberpihakan pada kebebasan pers dan demokrasi," ujarnya. "Selamat jalan sahabatku. Semoga diwafatkan dalam keadaan husnulkhatimah dan ditempatkan di kalangan orang berilmu dan mujahid di sisi Allah. Dan seluruh yang telah dilakukannya tercatat sebagai amal ibadah baginya sehingga nanti beliau dimasukkan ke dalam surga jannatun na'im.. Aamin," pungkas Anggota Baleg DPR RI tersebut.